Oleh Fauzan Setya Negara
PW Pergunu DIY– Sleman-Ahmad Faozi, S.Psi., M.Pd., M.Pd., sosok muda inspiratif dan Wakil Sekretaris PW Pergunu DIY, terus mencatatkan prestasi gemilang. Pada 1 Desember 2024, ia meraih gelar Magister Ilmu Agama Islam dari Universitas Islam Indonesia (UII), melengkapi gelar Magister Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diraihnya pada Mei 2024.
Perjalanan akademik Ahmad Faozi dimulai dari Fakultas Psikologi UIN Sunan Kalijaga, di mana ia meraih gelar sarjana dengan predikat mahasiswa berprestasi. Latar belakang ilmu psikologi ini menjadi bekal penting dalam perannya sebagai pendidik, motivator, dan pemimpin. Ahmad Faozi dikenal memiliki pendekatan humanis, memahami kebutuhan emosional dan akademik santri, sekaligus mampu memberikan motivasi yang membangkitkan semangat belajar dan mengabdi.
Sebagai Wakil Sekretaris PW Pergunu DIY sejak 2021, Ahmad Faozi terlibat aktif dalam program-program pemberdayaan guru dan santri, dengan visi meningkatkan kualitas pendidikan berbasis pesantren. Salah satu inovasi besar yang ia prakarsai adalah penggantian sistem OSIS dengan PK IPNU-IPPNU di MTs Nur Iman pada 2015, yang bertujuan memperkuat nilai keorganisasian berbasis Nahdlatul Ulama (NU). Melalui program seperti MAKESTA dan pembelajaran khusus ke-NU-an, ia menanamkan nilai-nilai organisasi keislaman pada santri sejak dini.
Karier Ahmad Faozi di dunia pendidikan semakin gemilang. Ia menjabat sebagai Kepala Tata Usaha (KTU) di MTs Nur Iman sebelum menjadi Wakil Kepala Sekolah pada 2021. Sejak Januari 2024, ia dipercaya memimpin SMP Daarul Ilmi Boarding School, membawa visi integrasi nilai-nilai pesantren dan pendidikan modern.
Meski sibuk dengan berbagai amanah, Ahmad Faozi tetap mengabdi sebagai pengajar di Pondok Pesantren Al Falahiyyah Mlangi, tempat ia dahulu menjadi santri. Dengan latar belakang psikologi, ia dikenal memiliki kemampuan membangun komunikasi efektif dengan para santri dan memberikan bimbingan motivasional yang kuat.
“Sebagai lulusan Psikologi, Ahmad Faozi memiliki pendekatan yang berbeda. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menyentuh hati. Kepeduliannya terhadap perkembangan emosional santri menjadikannya sosok motivator yang disegani,” ujar Fauzan Setya Negara, penulis berita ini.
Di tengah perannya sebagai ayah dari dua putra balita, Ahmad Faozi tetap berkomitmen untuk terus melanjutkan perjuangannya. Keinginannya melanjutkan studi hingga jenjang S3 menjadi bukti semangatnya untuk belajar dan menginspirasi generasi muda.
Sebagai bagian dari keturunan Kiai Tasliman, Ahmad Faozi tidak hanya mewarisi tradisi dakwah keluarganya tetapi juga membawa pembaruan yang relevan dengan tantangan zaman. Dengan dua gelar magister, pengalaman organisasi, dan pendekatan humanisnya, Ahmad Faozi menjadi bukti nyata bahwa santri mampu menjadi agen perubahan yang berdampak besar pada umat dan masyarakat.