1. Fokus pada Materi Esensial
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya materi esensial yang harus dikuasai oleh siswa, sehingga pembelajaran lebih terarah dan tidak membebani. Dalam konteks deep learning, ini berarti bahwa pembelajaran lebih mendalam pada materi yang benar-benar penting, yang dapat menghubungkan konsep-konsep secara holistik.
Dengan deep learning, siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi diajak untuk memahami bagaimana konsep-konsep tersebut saling terkait dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Misalnya, dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang perubahan ekosistem, guru bisa mengajak siswa untuk membuat simulasi perubahan iklim menggunakan alat sederhana dan data yang ada. Ini memungkinkan siswa tidak hanya memahami teori perubahan iklim, tetapi juga melihat aplikasi nyata dari pengetahuan yang mereka pelajari dan merasakan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengembangan Karakter dan Soft Skills
Salah satu fokus utama Kurikulum Merdeka adalah pengembangan karakter dan soft skills, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kerjasama, dan komunikasi. deep learning sangat mendukung pengembangan keterampilan ini karena pendekatan pembelajaran ini tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dan kolaborasi antar teman sekelas.
Dengan pembelajaran berbasis proyek atau eksperimen, siswa belajar untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan menemukan solusi secara bersama-sama.
Contohnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat merancang proyek di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat video dokumenter tentang sejarah suatu daerah atau budaya lokal. Ini mengajak siswa untuk melakukan riset, berkolaborasi, serta mengembangkan keterampilan komunikasi mereka, sambil tetap memperdalam pemahaman terhadap topik yang dipelajari.
3. Pembelajaran Fleksibel
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, serta memanfaatkan berbagai perangkat ajar. Hal ini sangat cocok dengan prinsip deep learning yang mengutamakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan kolaboratif.
Dengan adanya kebebasan untuk memilih metode dan alat ajar, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang lebih inovatif, menggunakan berbagai sumber daya, mulai dari teknologi hingga sumber daya lokal, untuk memperdalam pemahaman siswa.
Seperti dalam pelajaran Matematika, guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran interaktif, seperti aplikasi matematika berbasis komputer atau perangkat lunak simulasi, untuk menjelaskan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti geometri atau statistik. Siswa bisa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah matematika secara praktis, menggunakan teknologi untuk memvisualisasikan konsep dan menerapkannya dalam situasi nyata, seperti perencanaan anggaran atau pengolahan data.
Dengan mengintegrasikan deep learning dalam Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel, bermakna, dan menyenangkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang tidak hanya dalam hal pengetahuan akademis, tetapi juga dalam keterampilan sosial, emosional, dan profesional yang sangat dibutuhkan di dunia nyata.
Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan mereka untuk tantangan masa depan.









