Metode Tarjim Al-Qur’an KH M Muslich

- Penulis

Senin, 31 Januari 2022 - 01:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ahmad Sobari abstraksikan Metode Tarjim Al-Qurán

Ahmad Sobari abstraksikan Metode Tarjim Al-Qurán

Pergunu DIY –SLEMAN– Yayasan Andarjo Sleman Yogyakartad dan MA Diponegoro menerima sosialisasi Metodologi Program Tarjim Al-Qurán Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin (YAHTADI) Lumajang Jawa Timur, KH M Muslich  di rumah Ahmad Sobari, Penen Donoharjo Ngaglik Sleman pada Jumat (27/1/22).  Cara kita mendapatkan ilmu dahulu tidak lagi bisa begitu saja berlaku. Paham Al-Qurán bersyarat kuasai ilmu nahwu, saraf, dan balaghah terlalu lama. Santri keburu rabi takkan bisa menguasainya. Seyogyanya inovasi metodologi pengajaran menjawabnya. Demikian kiyai pendiri SMP Sain Al-Quran YAHTADI memaparkan.

Kurikulum SMP Sain Al-Qur’an YAHTADI selama 3 tahun terbagi dalam enam semester. Semester 1 untuk perbaikan bacaan Al-Qur’an ( tahsinul qiro’ah). Semester 2 dan 3 untuk program tarjim Al-Qur’an 30 juz, dan kupasan Shorof, Nahwu, dan Balaghoh. Pada semester 4 anak memilih jurusan antara tahfidh/ kitab. Kalau memilih tahfidh maka semester 5 maksimal semester 6 harus selesai 30 juz. Kalau memilih program kitab maka semester 5 maksimal semester 6 harus bisa membaca Kitab Fathul Qorib, gundulan, lafdhon, ma’nan, wa muroodan.

Tarjim Al-Quran sebenarnya metodologi pengajaran lama. Karena perkembangan zaman disrupsi maka pentingnya inovasi. Cara mendapatkan ilmu kita dahulu tidak serta merta berlaku. Tujuanya paham Al-Qurán, jalanya dibalik. Belajar menterjemahkan Al-Qurán diringi belajar ilmu alat; nahwu, sharaf, dan balaghah. Sehari menterjemahkan 8 lembar. Dimulai dari Juz 1-30. Konten nahwu, shorof, dan balagah (kosa-kata, tata bahasa, dan sastra) melekat pada surat-surat. Menterjemahkan sekalian mengidentifikasi dan menggunakan perangkat ilmu alatnya. Hafal Al-Quran dan mampu menterjemahkannya dalam tempo 6 bulan.    

Baca Juga :  SMP-MTs Negeri Swasta Terjunkan Siswa Siswi Terbaiknya pada Madipo Fest’22

Tarjim Al-Qurán telah dipergunakan di berbagai satuan pendidikan, pondok pesantren dan perguruan tinggi. Antara lain SMP-SMA Al-Khatijah Surabaya, Al-Falah Surabaya, Pesantren Al-Hikam Malang, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Kiyai Muslich mensinyalir bertahun-tahun santri belajar bahasa Arab namun tidak bisa bahasa Arab. Produk gagal pendidikan semestinya diperlukan inovasi. Di YAHTADI sendiri telah menghasilkan hafaizd dan faham Al-Qurán, natural dalam tempo 6- 9 bulan.

KH M Muslich mengingatkan bahwa kewajiban kita atas Al-Qurán ada lima. Yakni mengimani sebagai kitab Allah, membaca, memahami, melaksanakan, dan mendakwahkannya. Tarjim Al-Quran merupakan metodologi inovasi yang sudah disemai Sunan Bonang, maca Qurán angen-angen sak maknane. Mengajarkannya berarti mengamalkan kewajiban tersebut. Sekarang ini sangat sulit mencari anak-anak yang mau mengaji. Bilamana sudah wisuda Juz Ámma sudah tidak mau lagi mengaji. Mbok menawa metode Tarjim Al-Qurán cocok dan orang yang mau belajar Qurán mudah mendapatkan pemahaman. 

Baca Juga :  PERSEPSI YANG DIBENARKAN, BERSYUKUR KEMUDIAN

Kitab suci Al-Qurán mudah dipelajari, dihafal, pun diterjemahkan. Jika bukan kitab-Nya sulit pastinya.Sampai empat kali Allah Swt meyakinkan bahwa Al-Qurán mudah dibaca, dihafal, dan difahami. Lihat pada QS Al-Qomar 54: 17, 22, 32, dan 40. Kosa kata keseluruhan 77450 dan kata-kata yang diulang mencapai 79%. Santri-santri Yahtadi Lumajang banyak yang ngewes, sangat lancar membaca, dan terang menterjemahkan Al-Qurán. Metodologi Tarjim membantu para santri enam bulan bisa hafal Al-Qurán 30 juz. Demikian kiyai alumni Lirboyo Kediri tersebut menegaskan. 

KH M Muslich dan guru-guru MA Diponegoro

Sri Indah MPd, salah satu peserta sosialisasi menuturkan Tarjim Al-Qurán sangat baik. Berikutnya berharap ada tindak lanjut pelatihan untuk guru sehingga bisa mengajarkan kepada murid-murid di madrasah. Sementara itu, Zaidun Lc MHum akan menerapkan Tarjim Al-Qurán untuk murid-murid di MA Diponegoro agar santri-santri menjadi kader Quráni yang handal. Kami bersyukur bisa bertemu langsung dengan ahlinya bapak Kiyai M Muslich dan membawakan kepada kami ilmunya Sunan Bonang. (Ozan) 

Berita Terkait

Rahasia Duduk di Antara Dua Sujud
Jejak Cinta dan Iman: Kaligrafi Ayat Kursi Hadiah Istimewa Alumni MADIPO
Ujung Akhir dari Segala Ilmu
Mereka Bilang Santri Sulit Masuk PTN, MA Diponegoro Membantahnya!
Menjadi Pahlawan Digital? Ini kuncinya!
PERSEPSI YANG DIBENARKAN, BERSYUKUR KEMUDIAN
SMP-MTs Negeri Swasta Terjunkan Siswa Siswi Terbaiknya pada Madipo Fest’22
Maulid Nabi Muhammad saw di Diponegoro Ingatkan Program Ngarso Dalem
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 19 Juli 2025 - 21:58 WIB

Rahasia Duduk di Antara Dua Sujud

Senin, 7 Juli 2025 - 08:01 WIB

Jejak Cinta dan Iman: Kaligrafi Ayat Kursi Hadiah Istimewa Alumni MADIPO

Rabu, 2 Juli 2025 - 22:07 WIB

Ujung Akhir dari Segala Ilmu

Selasa, 1 Juli 2025 - 00:11 WIB

Mereka Bilang Santri Sulit Masuk PTN, MA Diponegoro Membantahnya!

Sabtu, 3 Desember 2022 - 16:13 WIB

Menjadi Pahlawan Digital? Ini kuncinya!

Berita Terbaru

Suplemen

Rahasia Duduk di Antara Dua Sujud

Sabtu, 19 Jul 2025 - 21:58 WIB