SAMBANGAN SANTRI 40 HARI

Penyerahan Sertifikat jariyah MA Diponegoro Kepada Orang tua wali santri
Sambangan santri

Pergunu DIY –DEPOK– Sambangan. Pertemuan rekreatif dan edukatif santri, orang tua wali, guru dan karyawan Madrasah Aliyah Diponegoro Yogyakarta berlangsung hangat dan akrap, pada Ahad (4/9/22) di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sembego Maguwoharjo Depok Sleman.

Sambangan, kunjungan perdana, orang tua wali santri pada 40 hari pertama merupakan tradisi pesantren. Santri tidak pulang atau bertemu dengan bapak ibu hingga waktu yang ditentukan. Masa 40 hari cukup untuk menyemai dan menempa kemampuan-kemampuan diri santri; sosialnya, kepribadianya, ketangkasanya, akademiknya, juga ubudiyahnya.

Imam Nawawi karramallahu wajhah menyusun kitab hadis karyanya yang sangat monumental dengan nama Al-Arbaín An Nawawiyah, hadis-hadis pilihan. Kanjeng Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umatnya, barang siapa yang selama 40 hari berturut-turut salat dengan cara berjamaah akan terbebas dari api neraka pula sifat buruk diri, kemunafikan. Nabi Yunus As butuh 40 hari sehingga keluar dari mulut ikan.  

Sambangan santri MA Diponegoro dikemas dengan beragam acara. Pengajian wali santri bersama KH Muhammad Syakir Ali MSi pengasuh Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro. Sambung rasa jajaran fungsionaris MA Diponegoro; kepala madrasah, wali kelas, guru dan karyawan. Laporan perkembangan santri dan dialog wali.     

Dalam sambung rasa Kepala MA Diponegoro Yogyakarta, Fauzan Satyanegara, menyampaikan apresiasi kepada santri-santri, guru dan karyawan, dan orang tua wali yang telah menjalani proses masing-masing dengan baik. Dinamika santri hari pertama hingga ke 40 hari terekam, temuan masalah dan model penangananya, perkembangan ngaji dan akademiknya pula progres social dan Bahasa Inggrisnya santri.

Masukan dari orang tua wali terkait layanan gizi perlu diperbaiki, penting untuk pemenuhan nutrisi dan menjaga kesehatan. Bimbingan di asrama dan pengasuhan santri agar betul-betul efektif, menguasai perkembangan santri, jangan sampai santri salah perlakuan, perlu harmoni, kedekatan hati dan kehangatan dalam pembimbingan.

Bimbingan akhlak alkarimah berlaku sepanjang waktu. Hendaknya pendidikan keimanan dan kesalehan santri terus dijaga. Muatan keagamaan dan pelajaran kitab kuning hendaknya jangan dinomor duakan. Demikian bapak Mashuri dan bapak Adi wali dari Ananda Musa Abdillah dan Ananda Hanania Nuha Alfaddiyah menyarankan. Sementara itu ibu Isvah wali dari Ananda Muhammad Fadhil berharap ada fasilitas layanan komunikasi wali dengan santri secara berkala.

Hadir dalam sambung rasa tersebut jajaran fungsionari MA Diponegoro Yogyakarta Rofiq Anwar SSi, MBA bendahara, Fitri Yuliana SSi wali kelas, Risyanto SAg manajer kesiswaan, Afrizka Premana Sari MSc manajer kurikulum, Desy Maulani Rizki SPd dan Akif Muhammad pembimbing asrama.

Sambung rasa juga dimeriahkan dengan apresiasi pemberian Sertifikat Jariyah kepada orang tua wali murid MA Diponegoro Yogyakarta turut mendukung program sarana prasarana dan jariyah pembangunan. Madrasah yang baik menjadi spirit semuanya. Sistem berjalan, kerja sama terpelihara, saling mendukung tercipta.

Pengelola madrasan, santri, orang tua wali, dan stake holder berpadu dan saling percaya. Sambangan santri baru perdana pada 40 hari suasana berbagi bahagia santri bertemu orang tua. Edukatif dan membangun untuk keberhasilan pendidikan putra putri tercinta. Jajaran fungsionaris madrasah dan wali saling bersilaturahim, berkontribusi sambung menyambung dalam usaha zahir dan batin, cinta dan doa. Ozan