Guru Agama yang Jago Matematika

Guru Agama yang Jago Matematika
Guru Agama yang Jago Matematika

Pergunu DIY Kalasan- Guru adalah pendidik profesional yang memiliki kompetensi.  Menurut Ki Hadjar Dewantoro, guru yang baik mampu menempatkan diri dalam tiga posisi, sementara itu menurut KH. Hasyim Asy’ari yang memiliki dua puluh sifat diri; diantaranya adalah berusaha mendekatkan diri senantiasa kepada Allah dan meluangkan waktu untuk menulis atau mengarang buku.

Guru adalah ilmuan pengajar padanya memiliki derajat mulia disisi Allah Ta’ala. Kepadanya malaikat, makhluk di langit, bumi dan lautan bersalawat mendoakan untuknya. Fan atau cabang ilmu begitu banyak; naqliyah dan aqliyah sebagaimana rumusan Ibnu Khaldun. Guru adalah pendidik profesional yang dijamin undang-undang dan pemerintah memberikannya kesejahteraan.

Agama mengangkat tinggi derajat guru. Negarapun menghormatinya, dan pemerintah mengapresiasi dengan memberikan program kesejahteraan. Guru menjadi dambaan dan pekerjaan yang menyenangkan. Demikian dijalani Abrar Muhammad Abdul Aziz, S.Pd, guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangnongko 2 Tirtomartani Kalasan. Muridnya 170 senantiasa mendapatkan pengajaran dan siraman ilmu darinya.

Abrar meniti profesi sebagai guru swasta di daerahnya. Guru yang baik menurutnya harus seimbang; dihormati namun tidak ditakuti, mengayomi namun tidak dijauhi. Guru seperti sumber mata air. Kemampuan dan cara murid mengambil air tentu bervariasi. Berikutnya bagaimana guru membantu dan memfasilitasinya. Peran kita menjadi diri yang cocok bagi murid dan membantu sukses belajar mereka.

Dalam melaksanakan sekolah darurat pandemi lulusan Universitas Ahmad Dahlan (UAD)  ini berharap murid-murid bisa belajar secara mandiri, giat dan bertanggung jawab. Baginya guru yang sukses adalah bilamana murid mengalami perubahan kognitif lebih baik dari sebelumnya. Anak didik memiliki peningkatan sikap yang baik. Pemerintah seyogyanya tidak hanya memberikan kuota pulsa, namun juga memfasilitasi “pesawatnya” atau peralatanya.

Enam hari kerja bagi guru wiyata bakti kelahiran Sleman tersebut dijalani dengan senang hati. Guru PAI tersebut tidak hanya berkiprah di lembaga satuan pendidikan, sekolah dasar. Namun juga di lembaga pendidikan informal; keluarga dan masyarakat.

Pribadinya disiplin, tekun, dan sabar. Sarjana lulusan tahun 2020 tersebut juga mengajar di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Masjid At-Taqwa Kadirojo 1 di kampung halamanya. Alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kalasan ini giat dan berbakat. Keahlian matematikanya diakui khalayak. Murid-murid privatnya tersebar di berbagai jenjang sekolah; SD, SMP, dan SMA. Selain piawai mata pelajaran PAI, penggemar tokoh Ibnu Khaldun tersebut juga jago matematika. (Fau)